BANJIR DAMPAK DARI EKONOMI MELEMAH
Akibat
banjir yang terjadi di Jakarta banyak sekali kerugian yang terjadi antara
lain disebut berasal dari rantai distribusi barang yang terhambat, stok produk
yang musnah atau rusak akibat terendam air, gerai usaha yang tutup, produksi
berhenti akibat tidak adanya pasokan listrik, pembayaran gaji tambahan untuk
pekerja yang terpaksa libur saat banjir, hingga kerusakan gedung dan kendaraan.
“Memang akan ada asuransi, tetapi
tidak semuanya. Kerugian tetap sangat besar dan saya perkirakan lebih besar
karena kali ini justru terjadi di tengah kota pusat perkantoran, perdagangan
dan transaksi bisnis,” kata Ketua Asosisasi Pengusaha Indonesia, Apindo, Sofyan
Wanandi.
Menurut Sofyan, asosiasi yang
dipimpinnya menaksir angka kerugian akibat banjir kali ini mencapai lebih dari
Rp1 triliun.
“Paling utama pusat perdagangan,
60% di Indonesia ada di Jakarta. Lalu kerugian akibat kerusakan material akibat
tergenang air, produksi tidak jalan karena listrik padam, kemudian harus bayar
karyawan padahal mereka libur terus untuk kejar target produksi nanti harus
kasih biaya lembur,” kata Sofyan.
Hitungan lain kerugian datang dari
Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPPMI) yang mengklaim
pengusaha rugi sampai Rp300 miliar per hari untuk industri makanan dan minuman.
Kerugian akibat banjir bukan hal
baru bagi pengusaha, namun menurut Franky Sibarani, pukulan sangat terasa untuk
pengusaha makanan-minuman.
“Industri makanan-minuman
itu rigid sekali,
barang harus dikirim ke depo kemudian distribusi lanjut dengan mobil atau
motor. Kalau sampai terjadi kemacetan satu-dua jam, itu dampaknya bisa panjang
sekali. Apalagi kalau sampai ada kabar menyebut situasi banjir lebih parah
tanggal 26 (Januari),” keluhnya.
Taksiran yang lebih moderat
diberikan oleh Tutum Ruhanta dari Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO)
yang menyebut kerugian akibat banjir mencapai puluhan miliar saja.
Pada peristiwa banjir besar di
Jakarta tahun 2002 klaim banjir total untuk rumah, kendaraan, perkantoran
sampai pabrik, menurut Asosiasi Asuransi Umum Indonesia, mencapai Rp 1,5
triliun.
Lima tahun kemudian banjir besar kembali
menggempur Jakarta dan klaim naik menjadi Rp 2,1 triliun.
sedangkan menurut Gubernur
DKI Jakarta Joko Widodo memperkirakan kerugian akibat banjir mencapai
sekitar Rp20 triliun. “Kalau kita hitung-hitung, total kerugian akibat banjir
melanda Jakarta kira-kira Rp20 triliun,” kata Jokowi sapaan akrab Joko Widodo
di Balai Kota, Jakarta, Selasa (22/1).
0 komentar:
Posting Komentar