Campur Sari

Selasa, 12 Februari 2013

BANJIR DAMPAK DARI EKONOMI MELEMAH

BANJIR DAMPAK DARI EKONOMI MELEMAH

Akibat banjir yang terjadi di Jakarta banyak sekali kerugian yang terjadi antara lain disebut berasal dari rantai distribusi barang yang terhambat, stok produk yang musnah atau rusak akibat terendam air, gerai usaha yang tutup, produksi berhenti akibat tidak adanya pasokan listrik, pembayaran gaji tambahan untuk pekerja yang terpaksa libur saat banjir, hingga kerusakan gedung dan kendaraan.
“Memang akan ada asuransi, tetapi tidak semuanya. Kerugian tetap sangat besar dan saya perkirakan lebih besar karena kali ini justru terjadi di tengah kota pusat perkantoran, perdagangan dan transaksi bisnis,” kata Ketua Asosisasi Pengusaha Indonesia, Apindo, Sofyan Wanandi.
Menurut Sofyan, asosiasi yang dipimpinnya menaksir angka kerugian akibat banjir kali ini mencapai lebih dari Rp1 triliun.
“Paling utama pusat perdagangan, 60% di Indonesia ada di Jakarta. Lalu kerugian akibat kerusakan material akibat tergenang air, produksi tidak jalan karena listrik padam, kemudian harus bayar karyawan padahal mereka libur terus untuk kejar target produksi nanti harus kasih biaya lembur,” kata Sofyan.
Hitungan lain kerugian datang dari Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPPMI) yang mengklaim pengusaha rugi sampai Rp300 miliar per hari untuk industri makanan dan minuman.
Kerugian akibat banjir bukan hal baru bagi pengusaha, namun menurut Franky Sibarani, pukulan sangat terasa untuk pengusaha makanan-minuman.
“Industri makanan-minuman itu rigid sekali, barang harus dikirim ke depo kemudian distribusi lanjut dengan mobil atau motor. Kalau sampai terjadi kemacetan satu-dua jam, itu dampaknya bisa panjang sekali. Apalagi kalau sampai ada kabar menyebut situasi banjir lebih parah tanggal 26 (Januari),” keluhnya.
Taksiran yang lebih moderat diberikan oleh Tutum Ruhanta dari Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) yang menyebut kerugian akibat banjir mencapai puluhan miliar saja.
Pada peristiwa banjir besar di Jakarta tahun 2002 klaim banjir total untuk rumah, kendaraan, perkantoran sampai pabrik, menurut Asosiasi Asuransi Umum Indonesia, mencapai Rp 1,5 triliun.
Lima tahun kemudian banjir besar kembali menggempur Jakarta dan klaim naik menjadi Rp 2,1 triliun.
sedangkan menurut Gubernur DKI  Jakarta Joko Widodo memperkirakan kerugian akibat banjir mencapai sekitar Rp20 triliun. “Kalau kita hitung-hitung, total kerugian akibat banjir melanda Jakarta kira-kira Rp20 triliun,” kata Jokowi sapaan akrab Joko Widodo di Balai Kota, Jakarta, Selasa (22/1).


0 komentar:

Posting Komentar