Campur Sari

Selasa, 03 Januari 2012

REVIEW JURNAL 19

Koperasi wujudkan kesejahteraan ekonomi umat
Huruf kecilHuruf besarCetak artikel iniEmail artikel ini
Uskup Ruteng Mgr  Hubertus Leteng  mau menjadikan koperasi sebagai media untuk meningkatkan  kesejahteraan ekonomi umat di keuskupannya di Flores, NTT.
“Koperasi  merupakan wadah bagi umat untuk memperjuangkan kepentingan bersama, terutama kepentingan ekonomi,” kata prelatus itu dalam pertemuan dengan masyarakat Manggarai se-Jabodetabek di Jakarta beberapa waktu lalu.
Menurut Mgr Hubert, pemberdayaan ekonomi umat melalui koperasi merupakan salah satu solusi alternatif  yang ditawarkan Gereja berkaitan dengan sikap resmi Keuskupan Ruteng untuk menolak pertambangan di Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur, yang menjadi wilayah kegembalaannya.
“Keuskupan Ruteng menolak tambang – mangan, emas –  karena aktivitas pertambangan   merusak tatanan alam dan budaya Manggarai,” ujarnya.
Menurut Mgr Hubert,  keuskupan Ruteng saat ini sedang bergulat dengan berbagai permasalahan. Beberapa diantaranya adalah  masalah pendidikan, lingkungan, religi dan ekonomi.
Dalam bidang ekonomi, keuskupan Ruteng mau menjadikan koperasi sebagai nadi perkonomian menuju kesejahteraan. Hal ini perlu dikembangkan di semua paroki, meskipun belum semua paroki memulainya.
Menilik karakteristik masyarakat  dunia Timur yang  mengutamakan sikap kekeluargaan dan gotong rayong, koperasi dinilai  tepat untuk memajukan  ekonomi, tambah Mgr Hubert, bila hal ini ditata baik oleh pihak keuskupan Ruteng, kesejahteraan bakal menjemput dan menyambangi warga.”

REVIEW JURNAL
       I.            PENDAHULUAN

“Koperasi  merupakan wadah bagi umat untuk memperjuangkan kepentingan bersama, terutama kepentingan ekonomi,” kata prelatus itu dalam pertemuan dengan masyarakat Manggarai se-Jabodetabek di Jakarta beberapa waktu lalu.

    II.            PEMBHASAN


Menurut Mgr Hubert, pemberdayaan ekonomi umat melalui koperasi merupakan salah satu solusi alternatif  yang ditawarkan Gereja berkaitan dengan sikap resmi Keuskupan Ruteng untuk menolak pertambangan di Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur, yang menjadi wilayah kegembalaannya.
“Keuskupan Ruteng menolak tambang – mangan, emas –  karena aktivitas pertambangan   merusak tatanan alam dan budaya Manggarai,” ujarnya.
Menurut Mgr Hubert,  keuskupan Ruteng saat ini sedang bergulat dengan berbagai permasalahan. Beberapa diantaranya adalah  masalah pendidikan, lingkungan, religi dan ekonomi.

 III.            PENUTUP/KESIMPULAN

Menilik karakteristik masyarakat  dunia Timur yang  mengutamakan sikap kekeluargaan dan gotong rayong, koperasi dinilai  tepat untuk memajukan  ekonomi, tambah Mgr Hubert, bila hal ini ditata baik oleh pihak keuskupan Ruteng, kesejahteraan bakal menjemput dan menyambangi warga.”


0 komentar:

Posting Komentar