Pengertian Etika
Etika adalah adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Berikut contoh etika yang terjadi dalam masyarakat :
1.) Etika pada seorang mahasiswa/i, apa akibat dan konsekuensinya jika dilanggar ?
a) mengobrol ketika teman sedang prensentasi di depan kelas
- akibatnya : suasana presentasi menjadi tidak kondusif.
- konsekuensi : tidak dapat mengerti apa materi yang disampaikan saat presentasi berlangsung.
b) ketahuan mencontek ketika sedang ujian
- akibatnya : ditegur oleh pengawas
- konsekuensi : bisa diberikan nilai yang jelek
c) tidak pernah masuk kuliah
- akibatnya : absensi menjadi jelek dan tertinggal mata kuliah.
- konsekuensi : tidak mengerti materi perkuliahan yang diajarkan.
d) bentrok dengan kampus lain
- akibatnya : ada korban, mencemarkan nama baik kampus, meresahkan warga.
- konsekuensi : mendapat teguran oleh pihak kampus, dan jika kesalahannya besar, bisa dikeluarkan dari kampus.
v Etika yang ada pada suatu daerah atau adat istiadat. Disini akan dijelaskan tentang etika yang ada pada adat batak.
· Batak
Yang dimaksud dengan kebudayaan Batak, yaitu seluruh nilai-nilai kehidupan suku bangsa Batak di waktu-waktu mendatang merupakan penerusan dari nilai kehidupan lampau dan menjadi faktor penentu sebagai identitasnya.
Bunyi dari Etika Dalian Na Tolu atau yang disebut dengan Tungku Yang Tiga adalah: Manat Mardongan Tubu, Somba Marhula-hula, Elek Marboru.
Manat Mardongan Tubu (Saling menghormati terhadap saudara sedarah). Hubungan satu sama lain diantaranya orang yang bersaudara sabutuha (se-marga) harus berhati-hati, dijaga jangan sampai konflik baik dalam perkataan maupun perbuatan. Menghindari sikap sombong atau arogansi sesama saudara (dalam konteks sedarah).
Somba Hula-hula (hormat kepada hula-hula. Leluhur orang Batak menganggap hula-hula sebagai Debata na niida, artinya Allah yang kelihatan atau sebagai wakil Allah Sang Maha Pencipta di bumi. Anggapan tersebut sampai sekarang masih terus berjalan, sehingga nasihat dan permintaan hula-hula selalu dituruti, kalau tidak, bisa terjadi malapetaka. Sebaliknya hula-hula diharapkan memberikan nasehat, petuah dan berkat kepada borunya serta mendoakan agar borunya dikaruniai hagabeon (keturunan yang banyak), hamoraon (harta/kekayaan), dan hasangapon (kehormatan). Bahkan seringkali kesuksesan suatu pesta diukur dan puas tidaknya pihak hula-hula diperlakukan borunya. Sehingga harus ada keseimbangan jika tidak terjadi keseimbangan, kadangkala ada perkataan yang muncul, “Asal ro hula-hula maneat babi, asal ro hula hula maneat babi, hula-hula babi” Maksudnya asal datang hula-hula memotong babi, asal datang hula-hula memotong babi, hula-hula babi.
Elek Marboru (membujuk atau mengayomi boru). Kehadiran boru bagaikan ‘bunga yang semerbak’ dalam pesta dan biasanya pihak boru harus disayang dan diupayakan agar permintaanya selalu terkabulkan. Pihak boru adalah penyumbang tenaga dan materi dalam pelaksanaan sebuah pesta dan pihak boru ini dibantu oleh pihak bere (anak dari boru). Sukses suatu acara adat juga tergantung dari kontribusi atau peran serta dari pihak boru dan bere.
Latar belakang pembentukan atau penciptaan lembaga Dalihan Na Tolu berbeda dari lembaga pranata adat di daerah lain di Indonesia. Dalihan Na Tolu tidak dibentuk berdasarkan komitmen atau kesepakatan, melainkan muncul sebagai kodrat karena adanya perkawinan dan marga. Marga itu melekat dalam diri individu tersebut dari pertama kali bernafas di dunia ini sampai menghembuskan nafas yang terakhir di dunia ini. Dalihan Na Tolu bagi suku Batak merupakan budaya yang tidak lapuk karena panas dan tidak luntur karena hujan, tahan uji dan selalu relevan, sudah mendarah daging sehingga Dalihan Na Tolu disebut sebagai etika deep culture.
Sumber : http://marthinsiraitsttj.blogspot.com/2009/10/etika-budaya-batak.html
Kelompok Softskill 4EB10 :
- Aditiya Amanda
- Agung Maulana
- Fachrurozy
- Muhamad Wildan
- Muhammad Rasyid
0 komentar:
Posting Komentar