Campur Sari

Rabu, 13 Februari 2013

MRT Tekan Penggunaan Mobil Pribadi



MRT Tekan Penggunaan Mobil Pribadi


JAKARTA (Pos Kota) – Kereta bawah tanah atau Mass Rapid Transit (MRT) adalah satu dari enam pembangunan infrastruktur yang akan dikembangkan Pemprov DKI Jakarta dalam 10 tahun ke depan. Angkutan modern ini siap dibangun akhir tahun ini dan beroperasi pada November 2016.
Menurut Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, penyediaan angkutan massal yang aman dan nyaman merupakan salah satu upaya pihaknya mengatasi masalah kemacetan Jakarta. Melalui infrastruktur ini diharapkan penggunaan kendaraan pribadi oleh warga dapat ditekan. “Dengan MRT masyarakat yang biasa menggunakan kendaraan pribadi dapat beralih ke angkutan umum. Sehingga volume kendaraan di jalan raya dapat dikurangi,” ujar Fauzi, Kamis (6/9).
Pembangunan angkutan berteknologi tinggi ini akan dilakukan secara bertahap. Untuk tahap pertama koridor Lebak Bulus-Bunderan Hotel Indonesia (HI). Sedangkan yang kedua yakni koridor Bunderan HI hingga Kampung Bandan yang ditargetkan rampung pada akhir 2020.
Untuk Lebak Bulus-Bunderan Hotel Indonesia (HI) memiliki panjang rute 15,5 kilometer dengan waktu tempuh 30 menit. Dan jarak waktu kedatangan kereta hanya sekitar 5 menit. Untuk koridor ini akan dilengkapi dengan fasilitas 13 stasiun yang terdiri dari 7 stasiun layang 6 stasiun berada di bawah tanah.
ANGKUT 412 RIBU PENUMPANG/HARI
Kepala Humas PT MRT Jakarta, Manpala Rega Chandra Gupta Sitorus, mengatakan moda angkutan massal ini ditargetkan mampu mengangkut penumpang 412 ribu orang setiap harinya.
Sedangkan untuk rute Bunderan HI-Kampung Bandan, Gupta menjelaskan koridor ini memiliki lintasan sepanjang 6,2 kilometer dengan jumlah titik pemberhentian sebanyak 8 stasiun. “Untuk jarak tempuh sepanjang itu, warga Jakarta akan sampai tujuan sekitar 20 menit, “ ungkap Gupta, Kamis (6/9). Adapun untuk penumpang angkutan koridor ini menargetkan sebanyak 630 ribu orang dapat terangkut setiap harinya.
Modern. Itulah gambaran stasiun yang akan dikembangkan dalam proyek senilai Rp80 triliun ini. Berbagai fasilitas akan memudahkan warga saat akan menggunakan MRT. Seperti lift, eskalator dan papan petunjuk elektronik sebagai informasi rute akan memudahkan calon penumpang untuk menggunakan alat transportasi ini. Tidak hanya itu, stasiun yang dibangun juga nantinya akan terkoneksi dengan moda transportasi massal yang lebih dulu tersedia. Seperti busway dan kereta api. Sehingga warga yang ingin melanjutkan perjalanannya dapat dengan mudah mengakses angkutan lainnya. (guruh)

Dahlan ingin mobil listrik diproduksi massal



Dahlan ingin mobil listrik diproduksi massal


Pasuruan (ANTARA News) - Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan berharap mobil listrik diproduksi secara masal karena dianggap salah satu cara tepat dalam mengatasi problem subsidi BBM yang tinggi.
"Saya hanya perintis untuk memulai agar mobil listrik diproduksi secara masal. Karena mobil listrik adalah solusi atas permasalahan negara yang saat ini menanggung beban subsidi BBM yang tinggi," kata Dahlan usai menghadiri Forum Jamiyah Fida Qubro di Pondok Pesantren Al Ihlas, Wonorejo, Pasuruan, Jawa Timur, Minggu.

Menurutnya, mobil listrik juga harganya jauh lebih murah jika diproduksi secara massal dan dapat diterima warga.

Dahlan mengungkapkan, semakin banyak uji coba mobil listrik yang dibuat kalangan ilmuwan, seperti mobil listrik hasil karya peneliti Institut Tehnologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
"Uji coba terus dilakukan, seperti yang dilakukan peneliti ITS Surabaya. Mobil-mobil listrik itu masih perlu disempurnakan, agar hasilnya nanti benar-benar layak dapat digunakan masyarakat," kata Dahlan.

Menyinggung insiden kecelakaan mobil Tuxuci yang dialaminya dan listrik yang mengalami byar-pet, Dahlan menganggapnya masalah sepele dan tidak ada kaitannya dengan rencana produksi masal.
"Tidak ada pengaruhnya. Karena dari hasil survey, pemilik mobil listrik sebesar 70 persen akan mengisi ulang baterainya di rumah, sebesar 20 persen mengisinya di kantor dan hanya 10 persen yang mengisi di jalanan," kata dia.